MENJELANG peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia, semangat kebangsaan bergema di jalan-jalan Indonesia lewat aksi Kirab Merah Putih. Di antaranya digelar Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB).
Dengan tema seperti “Indonesia Bersinar Tanpa Intoleransi, Khilafah, Radikalisme, Terorisme, dan Narkoba”, kirab PNIB ini bukan sekadar pawai, tetapi pesan tegas bahwa persatuan adalah harga mati.
Kirab yang Menggetarkan Hati
Hingga Agustus 2025, PNIB telah menggelar 27 kali kirab di berbagai daerah. Terbaru, pada 10 Agustus 2025 di Kota Bekasi, ratusan bendera Merah Putih membentang dari Taman Patriot Stadion Chandrabaga menuju Bundaran Jembatan Summarecon, melintasi area Car Free Day sejauh 4 kilometer. Lebih dari 500 peserta, mulai dari anggota PNIB, PC PSNU Pagar Nusa Kota Bekasi, hingga mahasiswa BEM PTNU Bekasi Raya, bernyanyi lantang lagu-lagu kebangsaan.
Sebelumnya, pada 1 Juni 2025, Depok juga menjadi saksi kirab yang bertepatan dengan peringatan Hari Lahir Pancasila ke-80. Ratusan perempuan mengibarkan bendera raksasa sepanjang 300 meter di Jalan Margonda Raya, mengirimkan pesan bahwa perempuan juga berada di garda terdepan melawan intoleransi dan narkoba.
Jejak Perlawanan di Seluruh Nusantara
Tak hanya di Jawa Barat, PNIB juga meninggalkan jejak di Jombang, Yogyakarta, hingga berbagai kota strategis lain. Di Jombang, kirab bertema “Tolak Khilafah Sampai Kiamat” mempertegas komitmen menjaga pluralisme di kota santri. Yogyakarta, yang dikenal sebagai simbol toleransi, menjadi panggung kirab yang menggandeng berbagai elemen masyarakat.
Bekasi menjadi salah satu basis kegiatan PNIB, bahkan dua kali menjadi tuan rumah kirab dalam dua tahun terakhir. Menjelang HUT RI ke-80, PNIB berencana memperluas aksi ke Jakarta, Surabaya, dan kota-kota lain yang memiliki nilai historis kebangsaan.
Pesan Tegas Gus Wal: Nasionalisme Bukan Sekadar Kata
Ketua Umum PNIB AR Waluyo Wasis Nugroho atau Gus Wal menegaskan bahwa nasionalisme adalah perbuatan nyata, bukan hanya slogan.
“Menjadi bangsa majemuk, yang paling berat adalah mempertahankan persatuan. Kirab Merah Putih PNIB bukan sekadar tontonan, tapi bukti bahwa kita masih merasa menjadi Indonesia,” ujarnya, Sabtu (9/8/2025).
Gus Wal juga mengingatkan bahwa rongrongan terhadap persatuan bangsa masih masif, dari provokasi intoleransi hingga gerakan khilafah yang menjelma menjadi terorisme.
“Mereka merekrut kader baru, menanamkan kebencian, dan membentuk martir teroris. PNIB berdiri untuk menolak semua itu,” tegasnya.
Mandiri dan Gotong Royong
PNIB membuktikan bahwa gerakan ini bisa berjalan tanpa sponsor besar. Dengan gotong royong, simpatisan dan cabang-cabang terbatas mereka selalu berhasil menggelar kirab di berbagai kota. Militansi mereka sederhana: Cinta Indonesia tanpa koma.
Selain itu, PNIB mendesak pemerintah menetapkan 16 November sebagai Hari Toleransi Nasional untuk memperkuat kerukunan antarumat beragama di Indonesia.
Menuju Indonesia Bersinar
Menjelang 17 Agustus 2025, PNIB mengajak masyarakat untuk ikut serta dalam kirab berikutnya.
“Di bawah bendera Merah Putih, kita wujudkan Indonesia yang bersinar tanpa intoleransi, radikalisme, dan narkoba,” tutup Gus Wal.