Ajakan Romo Syafi`i: Menjaga Indonesia, Merawat Konsensus

Wamenag Romo H. R. Muhammad Syafi’i dalam sambutannya.

WAKIL Menteri Agama Romo H. R. Muhammad Syafi’i mengajak organisasi masyarakat (ormas) Islam untuk kembali meneguhkan komitmennya terhadap konsensus kebangsaan yang telah final yakni Pancasila, UUD 1945, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Ajakan itu disampaikan dalam Dialog Ormas Islam dan Organisasi Kepemudaan Islam Tingkat Nasional yang digelar Direktorat Penerangan Agama Islam Kementerian Agama di Auditorium H.M. Rasjidi, Jakarta, Rabu siang, 30 Juli 2025.

“Finalitas Pancasila dan UUD 1945 sebagai dasar dan kerangka bernegara sudah menjadi konsensus yang selesai. Tugas kita adalah merawat dan menghidupkannya,” kata Romo Syafi’i, mantan anggota parlemen yang kini menjabat sebagai Wamenag.

Menurut dia, ormas Islam punya peran strategis dan tanggung jawab historis dalam merawat fondasi bangsa yang majemuk. Ia menekankan, Pancasila bukan sekadar rumusan politik, tapi cerminan nilai-nilai luhur agama dan budaya bangsa. “Ketuhanan Yang Maha Esa dalam sila pertama adalah jantung spiritualitas bangsa,” ujarnya.

Ia menolak anggapan bahwa Pancasila bertentangan dengan ajaran Islam. Justru sebaliknya, umat Islam, katanya, menjadi ruh dan bagian dari kelahiran dasar negara itu. “Penerimaan umat Islam terhadap Pancasila dan UUD 1945 bukan produk kompromi, tapi amanat perjuangan.”

Wamenag juga menyoroti tantangan kontemporer yang dihadapi bangsa, termasuk maraknya ideologi transnasional dan politisasi agama. Dalam pandangannya, ormas Islam tidak boleh membiarkan agama dijadikan alat pemecah belah. “Ormas Islam harus jadi filter, bukan fasilitator,” katanya tegas.

Ia mengajak ormas untuk memperkuat narasi keislaman yang mencerahkan dan menyejukkan. “Di tengah disrupsi digital dan krisis global, kita perlu dakwah kebangsaan yang kuat, moderat, dan kontekstual.”

Syafi’i pun menyampaikan penghargaan kepada ormas-ormas besar seperti Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Persis, dan Al Washliyah atas komitmennya menjaga moderasi beragama dan merawat NKRI. “Komitmen kebangsaan mereka sudah teruji sejarah. Sekarang tinggal bagaimana kita menjaganya tetap relevan.”

Ia menutup sambutannya dengan pesan kepada generasi muda. “Jadilah santri yang nasionalis, atau nasionalis yang berspirit santri. Itulah kekuatan kita sebagai bangsa.”

Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag, Abu Rokhmad, menyebut forum ini sebagai upaya konsolidasi strategis antara pemerintah dan masyarakat sipil berbasis keagamaan. “Dialog ini adalah ruang yang mempererat ukhuwah keumatan dan kebangsaan,” kata Abu.

Menurut dia, Bimas Islam berkomitmen memfasilitasi ruang-ruang dialog dan penguatan kelembagaan ormas agar tetap adaptif. “Kita ingin ormas tidak hanya aktif berdakwah, tapi juga memperkuat silaturahmi, sinergi, dan kolaborasi,” ujarnya.

Kegiatan ini turut dihadiri oleh pejabat Kemenko Polkam, tokoh masyarakat sipil seperti Islah Bahrawi dan Gun Gun Heryanto, serta sejumlah pejabat eselon Kementerian Agama.


Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Jalin Kerjasama

GemaMerahPutih.com terbuka untuk kolaborasi dan kerjasama dengan seluruh lapisan masyarakat maupun lembaga. Silahkan hubungi kami:

Jenis Kerjasama

Form Pengaduan

Silahkan tuliskan pengaduan Anda di dalam form berikut: