Di Kaimana, Umat Gereja Gotong Royong Bangun Mushola

Pemuda Gereja Bantu Bangun Mushola di kampung Trikora. (Laurens/klikpapua)

Gotong Royong “Satu Tungku Tiga Batu” Warga Trikora Jadi Simbol Toleransi

DI SEBUAH sudut Kampung Trikora, Distrik Kaimana, Papua Barat, suara adukan semen bercampur tawa warga mengisi udara pagi, Senin, 28 Juli 2025.

Di atas lahan sederhana, belasan orang sibuk mengecor pondasi Mushola Al-Hidayah. Yang mencolok, sebagian dari mereka mengenakan kaos pemuda gereja.

Pagi itu, umat Katolik dan Protestan bahu-membahu bersama jemaah Muslim membangun rumah ibadah yang bukan milik mereka.

Di tanah yang terbiasa hidup dalam semboyan “satu tungku tiga batu”, gotong royong lintas agama bukanlah hal langka, tapi tetap menjadi penanda kuat bahwa harmoni masih hidup di republik ini.

“Satu tungku tiga batu itu bukan slogan, tapi cara hidup kami,” ujar Bruno Helyanan, tokoh muda dari Gereja Paroki Santa Monika Kaimana.

Ia menyebut aksi itu sebagai bentuk warisan toleransi yang ditanamkan para leluhur.

Gotong royong kali ini menjadi lanjutan dari proses pembangunan Mushola Al-Hidayah yang sudah berlangsung beberapa bulan terakhir.

Syaril Sirfefa, perwakilan warga RT 04, menyebut keterlibatan pemuda gereja adalah bentuk sinergi yang tulus dan tidak dibuat-buat. “Semangat ini lahir dari hubungan sosial yang selama ini sudah akrab,” katanya.

Syaril berharap pemerintah setempat turut ambil bagian dalam menyelesaikan pembangunan mushola yang kini memasuki tahap pengecoran lantai.

“Kalau bisa, bantu material agar bisa segera selesai,” ujarnya.

Bagi Bruno dan kawan-kawan, ikut menyiapkan tempat ibadah umat lain bukan sesuatu yang luar biasa. “Kami percaya, menjaga kerukunan bukan hanya lewat doa, tapi lewat kerja nyata,” kata dia.

Baginya, toleransi yang sejati bukan sekadar saling menghormati, tapi juga saling membantu.

Di Kaimana, toleransi memang bukan jargon politik. Ia tumbuh dari keseharian. Dari dapur-dapur yang tak mengenal sekat iman, dari rumah-rumah yang tak bertanya keyakinan sebelum memberi bantuan. Mushola Al-Hidayah adalah contoh terbaru dari persaudaraan itu.

Diharapkan ini bisa jadi contoh bagi daerah lain, terutama bagi generasi muda yang kadang rentan provokasi.

Pengecoran lantai itu pun rampung jelang siang. Peluh di dahi mereka mengering bersama senyum lebar.

Mushola itu belum jadi, tapi fondasi toleransi tampaknya sudah jauh lebih kokoh.

Sumber: Artikel ini dilansir dari klikpapua.com dengan judul “Warga dan Pemuda Gereja di Kaimana Gotong-Royong Bangun Mushola Al-Hidayah

Keterangan Foto: Pemuda Gereja Bantu Bangun Mushola di kampung Trikora. (Laurens/klikpapua)

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

POSTING LAINNYA

Jalin Kerjasama

GemaMerahPutih.com terbuka untuk kolaborasi dan kerjasama dengan seluruh lapisan masyarakat maupun lembaga. Silahkan hubungi kami:

Jenis Kerjasama

Form Pengaduan

Silahkan tuliskan pengaduan Anda di dalam form berikut: