DI PANGGUNG utama, di depan Presiden Republik Indonesia dan para menteri, suara Gus Miftah melantun pelan namun mantap. Mengenakan blangkon hitam, ia didaulat memimpin doa peluncuran kelembagaan 80.000 Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes) Merah Putih, program unggulan Presiden Prabowo Subianto untuk membangun ekonomi dari desa.
Acara peluncuran ini digelar di Desa Bentangan, Klaten, Jawa Tengah, Senin (21/7/2025). Dihadiri lengkap oleh jajaran menteri, gubernur, Forkopimda, kepala daerah kota/kabupaten, hingga seluruh kepala desa se-Jawa Tengah.
Namun sebelum doa dilantunkan, Gus Miftah membuka dengan sebuah kisah dari zaman Nabi Muhammad SAW. Cerita tentang seorang Badui yang kencing di sudut masjid. Saat semua jamaah memarahinya, namun malah dibiarkan oleh Sang Nabi. “Sudah, bersihkan saja. Lanjutkan,” kata Rasulullah. Kemudian, si badui ini mendoakan agar Nabi Muhammad dan dirinya saja yang diberikan rahmat-Nya. Sedangkan yang lain tidak usah.
Namun ketika badui berdoa seperti itu, nabi malah marah. “Kalau caranya seperti itu berarti kamu mempersempit rahmatnya Allah SWT,” ujar Gus Miftah mengisahkan.
Pesannya, lanjut Gus Miftah, tidak boleh ada pihak mengklaim kebenaran tunggal seolah-olah rahmat Allah itu hanya punya sendiri. Lainnya, tidak. “Bukan soal amarah, tapi soal rahmat yang tidak boleh dibatasi,” tutur Gus Miftah.
Ia lalu berkelakar, “Kita tidak boleh klaim kebenaran tunggal, seolah-olah rahmat Allah hanya untuk Gerindra saja. PAN tidak, umpamanya,” Presiden Prabowo tertawa. Menko Pangan sekaligus Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan yang duduk di sampingnya juga tersenyum lebar. Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi tak kalah riangnya.
Kelakar Gus Miftah di hadapan para kabinet itu tak menghapus substansi doanya. Agar peluncuran 80.000 Koperasi Merah Putih ini menjadi jalan kemandirian ekonomi umat.
“Rahmat Allah itu tidak hanya untuk partai koalisi. Tapi untuk semua rakyat Indonesia yang ingin maju bersama. Maka inilah cara Presiden mempersatukan bangsa,” ucap Gus Miftah.
Dalam doanya yang menggema ke seluruh penjuru lokasi, Gus Miftah memohon agar koperasi ini jauh dari riba, pengkhianatan, dan menjadi sarana keberkahan. “Koperasi Merah Putih ini sebagai bentuk ikhtiar kami membangun ekonomi yang adil, mandiri dan penuh keberkahan,”
Ia lantas mengutip sosok Nabi Yusuf dan Rasulullah SAW sebagai dua pemimpin spiritual yang mampu menyelamatkan ekonomi bangsa. “Jika Nabi Yusuf bisa menyelamatkan ekonomi Mesir, jika Rasulullah bisa mengubah jazirah Arab dari jahiliyah menjadi madaniyah, maka yakinlah Allah akan mampukan bangsa Indonesia menjadi Indonesia Emas bersama Presiden Prabowo Subianto,” katanya yang diamini hadirin.

Koperasi sebagai Senjata Ekonomi
Presiden Prabowo Subianto, yang sebelumnya memberikan sambutan, menegaskan kembali visi besar di balik peluncuran koperasi skala masif ini. “Kemerdekaan sejati adalah kemerdekaan ekonomi,” katanya tegas.
Program 80.000 Kopdes Merah Putih dirancang sebagai ujung tombak pemerataan ekonomi dari desa. Koperasi ini menjadi alat perjuangan, bukan hanya untuk menciptakan lapangan kerja atau membangun rantai pasok yang pendek, tapi juga sebagai tameng melawan dominasi rentenir dan tengkulak yang selama ini mencekik rakyat desa.
“Koperasi adalah alat bagi yang lemah untuk mengubah kelemahan menjadi kekuatan. Untuk menjadi berdaulat,” ujar Prabowo.
Presiden berharap koperasi Merah Putih yang tersebar di seluruh Indonesia ini menjadi senjata melawan ketimpangan global, membuka peluang besar bagi petani dan pelaku ekonomi desa. “Bukan hanya ekonomi nasional yang kita bangun, tapi juga harga diri dan martabat rakyat kecil,” katanya.
Di tengah panasnya siang, yang terlihat bukan hanya seremoni, tapi deklarasi politik ekonomi yang menggugah akar rumput.
Presiden tidak sedang bicara koperasi semata. Ini strategi pembangunan dari pinggiran, sebuah etalase visi Prabowo untuk Indonesia Emas 2045.
Peluncuran ini bukan seremoni basa-basi. Setiap Kopdeskel yang dibentuk akan menjalankan aktivitas nyata. Mulai dari gudang penyimpanan hasil tani, gerai sembako, unit simpan pinjam, hingga apotek desa.
Yang menarik, Prabowo tidak berbicara tentang koperasi sebagai jargon atau romantisme masa lalu. Ia bicara soal “lemari es besar” dan “cold storage” yang akan disediakan di tiap gudang desa. Teknologi ini, katanya, akan membantu petani dan nelayan menyimpan hasil panen dan tangkapan mereka lebih lama serta tanpa harus menjual murah di hari pertama panen.
“Kalau belum laku, ya disimpan dulu. Jangan dijual ke tengkulak dengan harga rendah,” tegasnya. Ia menyebut koperasi ini harus berpihak kepada petani, peternak, dan nelayan.
Di sisi lain, tiap koperasi desa juga akan memiliki gerai sembako dan unit super mikrofinance, jenis pembiayaan yang menurut Prabowo bahkan lebih kecil dari skema mikro. “Yang warungnya cuma pakai terpal, yang dagangnya keliling pakai sepeda, itu yang harus kita sentuh,” katanya. Bank-bank anggota Himbara akan masuk desa, membawa layanan keuangan bagi mereka yang tak pernah punya rekening.
Tapi misi koperasi ini tak berhenti di urusan perut dan modal. Di tiap Kopdeskel juga akan hadir apotek desa dan klinik kecil. Layanan ini akan menyediakan obat generik murah, bahkan gratis bagi warga yang tak mampu. “Kalau memang tidak punya uang, ya kita bantu. Jangan sampai rakyat kita sakit karena tak punya biaya,” ucap Prabowo.
Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, yang juga hadir, menyebut peluncuran koperasi ini sebagai peristiwa bersejarah. Dalam laporannya, ia menyebut sudah ada 80.081 koperasi yang sah secara hukum, dan 108 di antaranya sudah siap beroperasi.
“Ini bukan koperasi ala kadarnya. Ini wajah baru koperasi Indonesia: modern, efektif, dan digital,” kata Zulhas.
Ia menjelaskan bahwa koperasi Merah Putih ini akan menggunakan infrastruktur desa yang selama ini terbengkalai. Baik balai desa, gedung sekolah kosong, hingga lahan desa tidur. Aset-aset itu akan menjadi jantung ekonomi lokal.
Inisiatif ini juga bukan kerja satu kementerian. Dari Kementerian Desa hingga Kemenkes, dari Kemenkeu hingga Bappenas, serta sederet BUMN strategis seperti BRI, BNI, Mandiri, Telkom, Pos Indonesia, hingga Bulog dan Pertamina turut mendukung.
Dengan skema terpadu dan jaringan koperasi masif di lebih dari 80 ribu titik, Kopdeskel Merah Putih disebut-sebut sebagai model baru koperasi modern yang bukan hanya pusat ekonomi rakyat, tapi juga simpul ketahanan sosial nasional.
Tak banyak program pembangunan yang benar-benar sampai ke pelosok dan menyentuh kebutuhan dasar rakyat. Tapi pagi itu di Klaten, setidaknya satu janji besar sudah dilemparkan ke tengah masyarakat bahwa negara tak lagi hanya hadir di kota-kota besar, melainkan berakar dari desa. Koperasi, sebagai motor utamanya.
Koperasi Desa pada konsepnya sangatlah bagus. Dalam penerapannya perlu pendampingan dan inovasi yang tepat, agar tujuannya tercapai, memakmurkan masyarakat.