RIBUAN jamaah memadati Lapangan Pondok Pesantren Minggir, Sleman, Minggu malam (10/8/2025), untuk mengikuti Dzikir dan Doa Kemerdekaan ke-80 Republik Indonesia yang digelar Jam’iyyah Ahlith Thoriqoh Al-Mu’tabaroh An-Nahdliyyah (Jatman) DIY bersama TNI, Polri, dan masyarakat.
Acara ini dipimpin langsung ulama kharismatik KH Ahmad Muwafiq atau Gus Muwafiq, mengusung tema “Bersatu Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju”.
Tegaskan Tidak Berpolitik
Dalam sambutannya, Ketua Tanfidziyah PWNU DIY, Dr. Zuhdi Muhdlor, menegaskan bahwa Jatman adalah organisasi yang bergerak di jalur spiritual, bukan politik.
“Jatman merupakan kumpulan para pengamal thoriqoh muktabarah. Ini organisasi otonom di bawah Nahdlatul Ulama, jadi bukan politik. Kalau organisasi thoriqoh dipolitisir, itu keliru,” ujarnya.
Zuhdi menjelaskan, anggota Jatman adalah warga NU yang menjalani jalan spiritual (thoriqoh) untuk mendekatkan diri kepada Allah melalui bimbingan para guru dan mursyid.
Tujuannya, kata dia, murni ibadah dan peningkatan ketakwaan, bukan untuk kepentingan politik praktis.
Apresiasi dari Pemkab Sleman
Bupati Sleman, Harda Kiswaya, melalui Kepala Bidang Kesejahteraan Rakyat Setda Sleman, Wiayato Widodo, menyampaikan apresiasi tinggi atas penyelenggaraan dzikir kebangsaan ini.
“Kegiatan ini menjadi wujud rasa syukur kita kepada Allah SWT. Kemerdekaan yang diraih atas rahmat Tuhan harus diisi dengan kegiatan yang meningkatkan ketakwaan sekaligus membangun masyarakat,” kata Widodo.
Ia menambahkan, dzikir dan doa bersama ini selaras dengan visi Bupati Sleman 2025–2029, yaitu membangun Sleman yang maju, adil, makmur, dan berkeadaban.
Dihadiri Tokoh Penting
Ketua Panitia Pelaksana, Fadil Riyadi, mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung acara ini hingga berjalan sukses.
Selain masyarakat umum, hadir pula Wakapolda DIY Brigjen Pol Eddy Djunaedi, Kapolresta Sleman Kombes Pol Edy Setianto Erning Wibowo, dan Kasilog Kasrem 072/Pmk Kolonel Inf Imron Masyhadi, serta sejumlah pejabat lainnya.
Acara inti diisi tausiah kebangsaan oleh Gus Muwafiq yang menekankan pentingnya persatuan di tengah keberagaman bangsa.
Dzikir dan doa yang menggema malam itu menjadi simbol komitmen bersama untuk menjaga kedaulatan dan membawa Indonesia menuju kemajuan.