BULAN Agustus 2025 tak hanya tentang semarak merah putih di jalanan. Pemerintah menyiapkan peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia dengan serangkaian agenda kenegaraan yang dirancang lebih inklusif, khidmat, dan membumi.
Mulai dari Doa Kebangsaan Lintas Agama, Sidang Tahunan MPR RI, hingga Upacara Detik-Detik Proklamasi yang kembali digelar megah di Istana Merdeka.
Rangkaian resmi bertajuk Bulan Kemerdekaan Republik Indonesia Tahun 2025 ini diumumkan Sekretariat Negara lewat laman resminya, dengan tema besar yang telah ditetapkan pemerintah. “Indonesia Emas 2045: Bersatu, Berdaulat, Berdaya Saing”.
Tema ini mencerminkan semangat kolektif menuju satu abad kemerdekaan yang tinggal dua dekade lagi.
Ini adalah momen refleksi sekaligus proyeksi. Di mana, merayakan 80 tahun merdeka, tapi juga menyiapkan anak bangsa untuk menjadi bagian dari Indonesia Emas,.
“Tema perayaan hari kemerdekaan tahun ini selaras dengan visi besar pemerintah dan arah perjuangan bangsa, yakni perayaan kemerdekaan tidak hanya mengingat dan memperingati tanggal kemerdekaan, tetapi menjadi momentum untuk menjaga api semangat perjuangan dan pengorbanan kolektif, agar bangsa ini terus bertahan dan tumbuh menjadi bangsa yang besar, sejahtera dan maju,” kata Wakil Menteri Sekretaris Negara (Wamensesneg), Juri Ardiantoro.
Saat menyampaikan demikian dalam konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (1/8/2025), ia mewakili Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi selaku Ketua Panitia Negara Perayaan Hari-Hari Nasional dan Penerimaan Kepala Negara/Pemerintah Asing/Pimpinan Organisasi Internasional.
Doa Kebangsaan: Satu Suara dari Pelataran
Rangkaian dimulai pada 1 Agustus 2025 dengan Doa Kebangsaan Lintas Agama, sebuah tradisi yang menjadi penanda pembuka Bulan Kemerdekaan. Seperti tahun-tahun sebelumnya, perwakilan dari enam agama besar di Indonesia akan memanjatkan doa bersama dari pelataran Istana Negara.
Momen ini bukan sekadar simbol toleransi, tapi juga cermin keberagaman yang menjadi fondasi persatuan bangsa. Tahun ini, doa kebangsaan rencananya akan dibuka dengan lantunan syair kemerdekaan dan diakhiri dengan pertunjukan budaya dari berbagai daerah.
Sidang MPR dan Penyampaian Nota Keuangan
Selanjutnya, pada 16 Agustus 2025, Presiden Prabowo Subianto dijadwalkan akan menyampaikan Pidato Kenegaraan dalam Sidang Tahunan MPR RI, diikuti dengan Penyampaian Nota Keuangan dan RAPBN 2026 di hadapan DPR.
Pidato tahun ini menjadi perhatian publik, karena diyakini akan memuat garis besar strategi “Indonesia Emas” yakni mencakup transformasi ekonomi, ketahanan pangan, hingga reformasi birokrasi dan penguatan ideologi Pancasila.
Upacara 17 Agustus: Kembali Megah di Istana
Puncaknya adalah Upacara Detik-Detik Proklamasi pada 17 Agustus 2025, yang kembali digelar di Istana Merdeka secara langsung dan terbuka, setelah beberapa tahun terdampak pembatasan pandemi.
Pemerintah mengajak seluruh elemen bangsa untuk mengikuti upacara secara serempak di mana pun berada. Kantor-kantor pemerintahan, sekolah, dan masyarakat umum akan diminta menghentikan aktivitas sejenak pada pukul 10.17 WIB untuk berdiri tegak menyanyikan Indonesia Raya.
Upacara di Istana akan dimeriahkan oleh pasukan Paskibraka terpilih dari seluruh provinsi, dan orkestra gabungan dari TNI, Polri, dan siswa-siswi SMK seni. Beberapa tamu undangan khusus dari negara sahabat juga dikabarkan akan hadir.
Parade dan Pesta Rakyat Nusantara
Sebagai penutup, Parade Budaya Nusantara dan Pesta Rakyat akan digelar di beberapa titik kota besar, terutama di ibu kota baru, Nusantara (IKN). Pemerintah tengah mempersiapkan gelaran istimewa untuk menunjukkan kesiapan IKN sebagai pusat pemerintahan masa depan.
Tak hanya itu, kegiatan seni budaya, lomba kemerdekaan, festival kuliner daerah, hingga roadshow UMKM Merdeka akan diselenggarakan di 38 provinsi.
Menguatkan Narasi Kebangsaan
Bulan Kemerdekaan 2025 ini juga dijadikan momen strategis untuk memperkuat narasi kebangsaan dan nilai-nilai Pancasila, yang dikemas melalui berbagai siaran publik, kampanye digital, dan kolaborasi konten lintas media.
Program ini digalakkan sebagai bagian dari penguatan ideologi negara sekaligus merespons dinamika global dan tantangan disrupsi teknologi.
Melalui seluruh rangkaian ini, pemerintah ingin membangun kesadaran bahwa merayakan kemerdekaan bukan hanya seremonial, tapi juga soal menjaga cita-cita kolektif sebagai bangsa besar yang tengah menapaki jalan menuju 100 tahun Indonesia merdeka.