Di tengah dinamika global dan tantangan pluralisme, Presiden Prabowo Subianto menunjukkan komitmen kuat terhadap toleransi dan persatuan antarumat beragama di Indonesia. Melalui berbagai kesempatan, ia menyampaikan pesan yang konsisten: keberagaman adalah kekuatan, bukan ancaman.
Sebagai negara dengan lebih dari 17.000 pulau dan ratusan kelompok etnis dan agama, Indonesia memerlukan kepemimpinan yang tidak hanya memahami realitas kebhinekaan, tetapi juga aktif merawatnya. Dalam pidato-pidato dan kebijakan simboliknya, Presiden Prabowo telah menunjukkan sikap inklusif yang patut diapresiasi.
Terowongan Silaturahim: Simbol Fisik Persatuan

Presiden Prabowo meresmikan Terowongan Silaturahim – doc.setneg
Salah satu momen paling simbolik adalah saat Presiden Prabowo meresmikan Terowongan Silaturahim yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral Jakarta. Dalam sambutannya, Presiden menyatakan:
“Kerukunan antaragama adalah mutlak syarat bagi Indonesia berbangsa dan bernegara. Perbedaan tidak boleh jadi sumber perpecahan. Kita belajar toleransi, kita belajar empati, dan kita belajar hidup bersatu dan rukun.”
Simbol fisik berupa terowongan itu adalah penegasan bahwa jarak antaragama bukan untuk dijauhkan, melainkan dijembatani.
Muhammadiyah dan Teladan Inklusivisme

Presiden Prabowo memberikan sambutan di Milad Muhammadiyah ke-112 – doc. PWMU
Dalam Milad ke-112 Muhammadiyah, Prabowo memberikan apresiasi khusus terhadap peran organisasi Islam modernis tersebut dalam menjaga kerukunan:
“Saudara telah memberi contoh dalam toleransi, dalam kehidupan inklusif… saling menghormati… saling menjaga, saling mendukung, ini sangat penting.”
Pernyataan ini mencerminkan pengakuan negara terhadap kontribusi ormas keagamaan dalam membangun masyarakat yang damai dan inklusif.
Pesan Damai dari Al-Azhar Mesir

Presiden Prabowo bertemu mahasiswa di Kairo, Mesir – doc. setneg
Ketika bertemu mahasiswa Indonesia di Universitas Al-Azhar, Kairo, Presiden menekankan pentingnya Islam moderat yang damai dan menghargai keberagaman:
“Islam yang damai adalah Islam yang sejuk, mempromosikan toleransi, bukan yang memicu kebencian atau perpecahan… Kita mencari titik temu antar perbedaan.”
Ini menunjukkan bahwa posisi Indonesia dalam percaturan global adalah sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar yang menjunjung tinggi toleransi dan moderasi.
Di Hadapan Dunia Internasional

Presiden Prabowo bertemu Presiden Prancis, Macron di Borobudur – doc.setneg
Pada kunjungan bersama Presiden Prancis Emmanuel Macron ke Candi Borobudur, Prabowo menyampaikan kepada dunia:
“Indonesia memiliki filosofi Pancasila, menghormati semua agama dan kepercayaan. Keberagaman justru jadi kekuatan yang mempersatukan.”
Pernyataan ini tak hanya memperkuat citra Indonesia sebagai negara pluralis, tetapi juga menegaskan bahwa toleransi adalah nilai diplomatik Indonesia di mata dunia.
Menyongsong Masa Depan Bersama
Pernyataan-pernyataan ini meneguhkan bahwa di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo, narasi toleransi dan keberagaman tidak hanya menjadi retorika, tetapi bagian dari arah kebijakan kebangsaan.
Di tengah isu intoleransi yang kadang masih muncul di akar rumput, peran negara menjadi penting sebagai penjaga konstitusi dan pelindung seluruh warganya tanpa memandang keyakinan.
Kita sebagai masyarakat pun punya tanggung jawab yang sama. Untuk tidak larut dalam provokasi, untuk mengedepankan dialog, dan untuk menjadikan perbedaan sebagai kekayaan budaya bangsa, bukan sebagai bahan perpecahan.
Toleransi bukan sikap pasif, melainkan tindakan aktif untuk memahami, menghargai, dan melindungi satu sama lain. Dalam wajah Indonesia yang penuh warna, kepemimpinan yang tegas namun inklusif adalah kunci. Dan sejauh ini, Presiden Prabowo telah memberi sinyal bahwa keberagaman akan terus dijaga sebagai kekuatan utama Indonesia.[JA]