RADIO Republik Indonesia (RRI) resmi meluncurkan program nasional bertajuk “Kita Indonesia”, sebuah inisiatif yang digelar serentak di seluruh jaringan RRI di tanah air sejak 23 Juli 2025. Program ini hadir sebagai ruang publik yang menyuarakan semangat kebangsaan, toleransi, dan keindonesiaan, dengan format siaran on air, online, hingga off air.
Kepala RRI Palembang, Rahma Juwita, menjelaskan bahwa program ini mengajak masyarakat untuk semakin mencintai Indonesia dengan segala keberagaman dan perbedaannya.
“Kita Indonesia memiliki makna kesadaran sebagai bagian dari bangsa yang beragam suku, agama, ras, dan budaya. Toleransi harus dijunjung tinggi,” ujarnya, Senin (25/8/2025).
Rahma menambahkan, generasi muda harus dipastikan tidak kehilangan identitas akibat derasnya arus budaya asing. “Kita harus pastikan generasi muda tetap cinta Indonesia dengan segala keberagamannya,” tegasnya.
Nabire: Koperasi Merah Putih di Era Digital
Di Nabire, Papua Tengah, RRI menggelar acara bertema “Koperasi Merah Putih di Era Digital, Peluang dan Tantangannya?” yang diikuti ratusan pelajar SMA. Hadir secara virtual Menteri Koperasi RI Budi Arie Setiadi, Wakil Ketua I DPR Papua Tengah, dan sejumlah pejabat daerah.
Budi Arie menekankan pentingnya peran anak muda dalam memajukan koperasi di era digital.
“Apabila anak muda mengambil peran, koperasi akan menjadi kekuatan besar yang mensejahterakan masyarakat sekaligus memperkuat kedaulatan Indonesia,” ujarnya.
Kepala Stasiun RRI Nabire, Surya Thalib, menyebut kegiatan ini sebagai wujud nyata RRI dalam memperkuat jati diri bangsa melalui nilai kebangsaan, gotong royong, dan kemandirian. Acara juga dimeriahkan musisi lokal seperti GBS Band, LKB, AMS, serta tarian dari Sanggar Avatar Nabire.
Yogyakarta: Etika Pergaulan di Era Digital
Sementara di Yogyakarta, kegiatan berlangsung di Pendapa Agung Tamansiswa dengan menampilkan RRI Jogja Orchestra (RJO) dan musik hip hop dari DJ-Pawls & Bacills.
Mengusung tema “Aksi Nyata Mencintai Tanah Air Melalui Etika Pergaulan di Ruang Publik dan Digital”, acara ini menghadirkan Ki Arif Bintoro Johan (Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa) dan Yudhiswara Ayu Permatasari (dosen ISI Yogyakarta).
Ki Arif menekankan pentingnya restorasi sosial melalui penguatan nilai budaya Jawa seperti sopan santun dan unggah-ungguh dalam pergaulan, termasuk di media sosial.
“Saring dulu sebelum sharing adalah kunci mencegah hoaks di ruang publik digital,” tegasnya.
Yudhiswara menambahkan bahwa etika pergaulan, baik di dunia nyata maupun digital, harus berakar pada budaya lokal agar tercipta harmoni sosial.
Menjaga Identitas, Menyemai Persatuan
Program Kita Indonesia tidak hanya menampilkan musik dan seni daerah, tetapi juga mengangkat sejarah, kain songket, hingga tradisi lokal sebagai bagian dari edukasi publik. RRI berharap program ini dapat menanamkan kebanggaan generasi muda pada identitas bangsa, sekaligus memperkuat persatuan dalam keberagaman.
“RRI sebagai lembaga penyiaran publik akan merawat semangat kebangsaan membangun karakter bangsa. Siaran publik harus jadi kekuatan persatuan dan kesatuan,” pungkas Rahma.