PERLU lebih dari sekadar niat baik untuk membangun sebuah rumah pemulasaran jenazah di Kota Tasikmalaya. Butuh waktu bertahun-tahun, ketegangan yang tak selalu tampak di permukaan, dan di atas segalanya kesabaran untuk terus berdialog. Sabtu, 12 Juli 2025, perjalanan panjang itu sampai di ujung. TMC Eternal Home akhirnya diresmikan.
Tidak dilakukan perayaan megah. Tidak juga pesta berlebihan. Namun, di tengah udara hangat kota santri itu, berdiri sebuah rumah pemulasan yang kini jadi simbol baru tentang cara Indonesia merawat perbedaan. Pelan-pelan, lewat musyawarah, dan tanpa gaduh.
Wali Kota Tasikmalaya, Viman Alfarizi Ramadhan, telah meresmikan langsung fasilitas ini. Dalam pidatonya, seperti dilansir dari laman Pemkot, ia menegaskan bahwa pemulasaraan jenazah bukan hanya soal teknis atau logistik. Melainkan, penghormatan tertinggi terhadap kemanusiaan, spiritualitas, dan keberagaman keyakinan.
Ini bukan sekadar fasilitas pelayanan publik. Ini adalah pernyataan moral bahwa kota ini terbuka bagi siapa saja untuk dimuliakan, bahkan hingga akhir hayatnya.
Turut hadir dalam peresmian itu unsur Forkopimda, jajaran DPRD, perwakilan FKUB, tokoh masyarakat lintas agama, serta perwakilan TMC Group, lembaga yang sejak awal menggagas pembangunan rumah ini. Wajah-wajah yang dahulu mungkin saling berseberangan, kini duduk berdampingan.
Dari Penolakan ke Pemahaman
Rumah pemulasaran TMC Eternal Home sempat menjadi proyek kontroversial. Ada resistensi dari sebagian warga yang khawatir, entah karena isu keyakinan, prasangka, atau sekadar miskomunikasi. Namun seiring waktu, itu surut. Bukan karena tekanan, tapi karena ruang-ruang dialog dibuka.
Gugun Gumilar, Staf Khusus Menteri Agama RI, menyebut peristiwa ini sebagai kemenangan dialog atas disinformasi, dan kemenangan toleransi atas ketakutan.
“Saya mengapresiasi semua pihak yang memilih jalur musyawarah untuk menemukan solusi. Ini jadi contoh bagaimana semangat kebersamaan bisa mengatasi sekat-sekat perbedaan,” ujar Gugun, Sabtu (19/7/2025), melalui keterangan persnya.
Ia menambahkan, rumah pemulasaran bukan hanya fasilitas layanan, melainkan simbol martabat manusia yang tak boleh dikotak-kotakkan oleh agama, suku, atau status sosial.
“Keberhasilan ini harus jadi inspirasi. Bahwa ruang-ruang damai bisa dibangun jika kita semua mau duduk bersama dengan hati terbuka.”
Polisi dan Peran Senyap Harmoni
Dalam kisah ini, peran penting juga dimainkan oleh aktor yang sering kali bekerja di balik layar. Polres Tasikmalaya Kota. Kepolisian tak sekadar hadir untuk menjaga ketertiban, melainkan ikut memfasilitasi percakapan-percakapan sulit antarwarga, terutama ketika suasana sosial mulai panas.
“Polisi tidak hanya hadir sebagai pengaman, tapi juga sebagai penjaga harmoni,” kata Gugun.
“Berkat pendekatan humanis dan terbuka, mereka berhasil meredam ketegangan dan membangun ruang komunikasi yang inklusif,” imbuhnya.
Polisi, FKUB, tokoh lintas agama, dan TMC Group membentuk satu ekosistem kolaborasi yang akhirnya melahirkan kesepakatan. Sebuah bukti bahwa ketika semua pihak menanggalkan ego sektoralnya, kepentingan umum bisa lebih didahulukan.
Rumah Baru bagi Rasa Hormat
Kini TMC Eternal Home berdiri tak hanya sebagai tempat pemulasaraan jenazah. Ia adalah rumah baru bagi rasa hormat, tempat setiap manusia. Apa pun latar keyakinannya, bisa diperlakukan dengan penuh kemuliaan, bahkan setelah hayatnya usai.
Keberadaan rumah pemulasaran ini, disebutnya, adalah simbol pelayanan publik yang profesional, inklusif, dan bermartabat. Tapi lebih dari itu, ia juga buah dari sinergi antar sektor, dari masyarakat sipil hingga pemerintah daerah.
Keberadaan fasilitas ini bukan sekadar infrastruktur, tapi manifestasi dari kerja sama lintas sektor yang sehat dan produktif.
Dalam lanskap sosial Indonesia yang rentan oleh gesekan identitas, apa yang terjadi di Tasikmalaya ini adalah napas segar. Peristiwa kecil, tapi sarat makna. Rumah pemulasaran itu, kini disambut, dijaga dan dirayakan dalam diam yang anggun.
Dan dari kota kecil di Priangan Timur ini, Indonesia kembali belajar. Dialog tak selalu cepat, tapi selalu punya jalan. Dan toleransi, meski sunyi, pada akhirnya selalu punya rumah.
“Ini adalah kemenangan toleransi dan dialog. Ketika kita mau duduk bersama dengan hati terbuka, selalu ada jalan keluar yang damai dan bermartabat,” kata Gugun.
TMC Eternal Home adalah fasilitas pemulasaran jenazah di Kota Tasikmalaya yang dibangun dengan semangat lintas iman dan nilai inklusi. Proses perwujudannya melibatkan dialog panjang lintas sektor, pemerintah daerah, TMC Group, FKUB, tokoh agama, hingga masyarakat sipil. Demikian sebagai contoh konkret penegakan nilai-nilai keberagaman secara damai.